Rabu, 12 November 2008

Kekuatan Tersembunyi

Kekuatan Tersembunyi

Pesawat take off dari landasan dan meluncur dengan sangat cepat 150 knot. Bermanuver mematahkan sendi-sendi awan. Menabrak partikel-partikel udara dan membuat garis lurus di wajah angkasa dengan ekor koloidnya. Lalu menukik tajam selaksa élang menerkam mangsa. Atau selaksa cinta yang terbakar di mata jatuh ke hati. Keanggunan desain aerodinamis yang kagum menggetarkan.
Pada ketinggian 2.000 meter sekepal materi terlepas dari perut pesawat. Jatuh bebas tertarik cepat oleh gravitasi menuju pusat bumi.

“Duarr!!” ledakan keras terjadi saat kepalan materi menghantam permukaan bumi. Uranium terfragmentasi oleh netron-netron yang membombardir tubuhnya. Netron-netron yang terlempar keluar dari inti pertama yang pecah menabrak inti lain dan memecahnya pula. Reaksi berantai pun berlangsung dalam waktu sepersejuta detik dan menghasilkan energi seribu milyar kilo kalori. Bom menjelma menjadi gas, dan temperaturnya meningkat menjadi beberapa juta derajat dan tekanannya meroket menjadi satu juta atmosfer.

Hirosima dan Nagasaki hancur dalam sekejap. Penduduk sipil pun tidak sempat menutup mata apalagi menghela nafas mencium aroma oksigen. Binatang melata pencegah kemurkaan Tuhan pagi itu menghentikan tugasnya. Mati. Mati dalam hitungan sepersekian detik. Yang tersisa hanyalah radiasi initial flash yang terus berlari pada radius puluhan kilometer dari ledakan dengan kecepatan 200.000 km/detik. Praktis mereka yang berada pada jarak itu mengalami kerusakan permanen pada indra penglihatan. 


Bumi berguncang oleh tekanan ledakan. Disusul gelombang kejut yang terus menyebar sepanjang permukaan bumi layaknya ular ganas memburu seekor tikus karena lapar. Menara, jembatan, dan gedung-gedung tinggi yang dibangun dari baja-baja rusak. Lalu sekumpulan debu halus membumbung. Disertai letupan udara yang sedang bereposisi. Kumpulan debu berkilat dan udara di sekitar membentuk bola api. Radiasi panas yang dipancarkan masih sangat panas dan berpendar seperti matahari. Bahkan sangat mudah membakar zat-zat yang mudah terbakar meskipun berada pada radius 4-5 km. Lambat laun bola api mendingin dan volumenya mengecil. Karena lebih ringan dari udara, bola api itu mulai merayap naik perlahan. Dan menjelma seperti jamur. Sebuah pemandangan yang tidak bisa dilupakan bagi siapa saja yang menyaksikan. 


“Aku tidak tahu kepada siapa aku harus meminta maaf. Aku tidak menyangka akan seperti ini.” Pilot pesawat shock. Mengalami kedukaan terdalam. Fitrah sebagai manusia mucul seketika. Perasaan bersalah membunuh jiwa mengapung. Ketaatan pada pemimpin dirasa telah menjebaknya menjadi manusia paling kejam di dunia. Membunuh ribuan nyawa. Menghancurkan peradaban kota. Menjadikan dunia gelap terlelap kebiadaban nafsu membalas dendam.
Mayat berserak hangus terbakar. Bahkan di pusat ledakkan tidak tersisa sama sekali kecuali hanya nama. Nama yang selalu menemani sepanjang hidup. Yang terungkap setelah kota seberang hilang. Hilang oleh sekepal materi uranium yang terganggu entitasnya.


***

Tidak terduga sebelumnya. Melewati perkiraan orang-orang. Menghancurkan logika orang awam. Menghempaskan tuduhan gila bagi pencetusnya. Begitulah yang terjadi. Semua mata memandang ke titik di dunia dalam peta. Asia Timur. Setelah peristiwa pengeboman kedua kota tersebut.

Peristiwa mencengangkan dan paling menggetarkan sepanjang peradaban kehidupan manusia. Bagaimana tidak? Logika siapa yang bisa menerima jika ternyata uranium yang hanya sekepal tangan bisa meluluhlantakkan dua kota dalam sekejap?! Sangat sulit diterima oleh akal pada awalnya. Hingga layak mendapat predikat gila bagi sang pemilik ide. Tapi sejarah telah membuktikan. Uranium yang diusik aktivitas partikel intinya akan menyebabkan kestabilannya terganggu. Sehingga inti akan bereaksi untuk mempertahankan keadaan awal. Menghasilkan energi yang berlipat-lipat. Hanya dalam sepersekian detik mampu menghasilkan energi hingga ribuan milyar kalori.


Itu adalah kekuatan tersembunyi yang dimiliki oleh sebuah atom uranium di dalam inti. Yang hanya akan keluar manakala kestabilannya terusik. Lalu bagaimana dengan kita? Bukankah manusia sebaik-baik makhluk ciptaan Allah? Bukankah inti uranium hanyalah sebuah materi mati yang berukuran sangat kecil? Bisakah kita menemukan kekuatan tersembunyi dalam diri kemudian meledakkannya?! Bisa. Kita semua bisa. Tapi hanya beberapa yang mau dan telah membuktikannya. Sebagian besar manusia enggan untuk menggali kekuatan tersembunyi dalam diri. Tidak tahu cara menemukannya. Kadang sudah tahu tapi tidak tahu bagaimana mengembangkan dan mengarahkan menjadi prestasi puncak dalam hidupnya. Apa penyebabnya?!

Aktivitas rutin seringkali menjadi mesin pembunuh kekuatan tersembunyi. Pagi berangkat sekolah atau kerja. Sore istirahat. Malam bercengkerama dengan keluarga. Akhir pekan ke luar kota. Begitu seterusnya. Tanpa terasa umur sudah separuh baya. Kesempatan membuat prasasti dengan mengukir prestasi di sepenggal sisa hidup dirasa terlambat. Akhirnya tanpa sadar memilih untuk menjadi manusia biasa. Biasa seperti seperti pada umumnya. Biasa saja.


Atau waktu luang. Menyenangkan dan melenakan raga berpaling dari tujuan. Berkata nanti. Nanti akan saya kerjakan. Setelah kisah sendu di mataku berakhir. Ketika hati ini ceria lagi karena aku butuh hiburan. Termanja-manja di depan sinema berkelanjutan. Terpasung pasif tanpa ada investasi sedikit pun dari waktu yang terbuang.


Hentikan kawan! Mungkin kita butuh teman yang mengatakan itu. Mengingatkan kita untuk berhenti dari kebiasaan harian tanpa arah dan arahan. Mengajari kita untuk belajar mendengar dan mendengarkan. Sebab kita bisa mendengar tapi belum tentu mampu mendengarkan. Mendengarkan adalah aktivitas menyengaja untuk mendengar. Sedangkan mendengar kita bisa melakukan kapan saja karena tidak perlu menyengaja melakukannya. Mendengar dan mendengarkan bisikan kata-kata hati. Mendengar dan mendengarkan desah potensi yang mulai tumbuh bersemi dalam diri. Lalu mengarahkannya menjadi ledakkan prestasi yang dahsyat!


Kita butuh mereka yang mau dan peduli membantu kita untuk tersadar dan membangunkan kekuatan tersembunyi yang telah lama tertidur dalam diri kita. Dalam kekuatan fisik yang kita punya. Kejeniusan otak yang mahal harganya. Keanggunan akhlak penakluk keangkuhan seseorang. Dan sederet talenta yang dengan itu orang lain akan melayangkan pujian kepada kita. Mengagumi bahkan mengidolakan hingga terdengar jeritan histeris saat kita menyapa.


Mereka yang peduli kepada kita adalah laksana pemicu yang menjadikan atom kecil meledak dan menghasilkan energi berlipat-lipat. Menghancurkan kesombongan peradaban dan keangkuhan bangunan yang berdiri kokoh. Memanggil dan menyita perhatian dunia. Tapi apa jadinya jika ternyata tidak ada yang peduli dengan talenta yang kita punya? Sehingga kita tidak pernah tahu kalau kita sebenarnya berbakat dalam suatu bidang dan expert?!
Jangan berkecil hati. Saat tidak ada orang yang memperhatikan kita. Saat tidak ada yang mau membantu menemukan dan mengembangkan kekuatan tersembunyi dalam diri. Justru saat itulah peluang terbesar yang kita miliki. Bukankah banyak pahlawan yang lahir justru karena keadaan yang memaksanya untuk menjadi pahlawan?! Bukankah banyak karya besar yang lahir di balik teralis besi penjara?! Bukankah sangat banyak di antara mereka, orang-orang besar lahir dalam keterbatasan?! Mereka mampu menjadi pahlawan dan mencipta karya besar justru dipicu oleh keterbatasan. Keterbatasan materi, fisik, bahkan kemampuan.


Setiap kita punya kekuatan tersembunyi. Kita hanya butuh pemicu. Pemicu untuk meledakkannya dan menyita perhatian dunia.[]

Semarang, 11 November 2008
10.08 AM
Load disqus comments

2 komentar